Kamal Muara, hari selasa, 16 Maret 2010, jam 8 pagi. Hari ini saya berencana untuk pergi ke daerah hutan bakau kira-kira 3 kilometer dari tempat saya berada untuk memotret dan melihat lebih dekat suaka margasatwa tersebut untuk dibagikan dengan anda semua pembaca blog ini. Kami berencana melakukan ekspedisi kecil di sekitar hutan bakau.
Saya sendiri, istri saya dan beberapa keponakan istri saya berangkat ke hutan bakau setelah menikmati sarapan nasi goreng sedap yang dibuat oleh ibu mertua saya.
Saat kami beranjak meninggalkan rumah, pasar ikan yang ada di dekat rumah masih dipenuhi pembeli. Hari ini hari libur nasional dan banyak orang datang ke Kamal Muara untuk membeli ikan atau memancing dengan menyewa perahu nelayan.
Kami lalu menuju ke jembatan yang harus kami lewati untuk sampai ke hutan bakau. Di dekat jembatan kami melihat perahu-perahu nelayan yang bersandar di pelabuhan kecil di belakang pasar ikan. Para nelayan biasanya datang ke pasar ikan kira-kira pada jam 2 pagi dan menjual ikan hasil tangkapannya ke para pedagang di pasar. Di sisi sebelah lain dari jembatan terlihat sungai kecil dan stadion Kamal Muara, sebuah stadion multifungsi yang pernah menjadi kandang kesebelasan Persitara tetapi telah lama diabaikan.
Jembatan menuju hutan bakau adalah sebuah jembatan batu seukuran 1 mobil saja. Jadi jika 2 mobil ingin menyeberang pada saat bersamaan, satu mobil harus menunggu terlebih dahulu sebelum dapat menyeberang. Jembatan yang harus dilalui cukup curam sehingga saya harus menarik gas lebih untuk melaluinya. Tetapi usaha itu tidak sia-sia karena pemandangan di atas jembatan ke arah laut sangat indah.
Pemandangan pelabuhan nelayan dan laut dari atas jembatan
Setelah menyeberangi jembatan, anda akan melihat banyak sekali kolam ikan yang biasa disebut empang. Empang-empang ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasokan ikan dan juga sebagai sarana bagi para pemancing yang tidak senang memancing di laut. Setelah melewati jembatan kita akan menemui pertigaan dan ambil arah ke kanan, arah ke hutan bakau. Jalan tananh yang kami lewati agak licin karena hujan yang turun sehari sebelumnya. Lalu kami melanjutkan perjalanan terus sampai akhirnya kami menemui masalah pada jalanan di depan kami. Satu-satunya jalan menuju hutan bakau...BANJIR!!!
Kami tidak dapat melanjutkan perjalanan kami karena tidak ada jalan lain. Saat itu juga lautan sedang surut sehingga hutan bakau tidak mungkin dicapai dengan menggunakan perahu. Akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari lebih jauh tentang empang yang saat itu ada di sekeliling saya
Daerah empang di Kamal Muara adalah daerah seluas kira-kira 15 hektar yang dimiliki oleh beberapa orang, beberapa diantaranya memiliki beberapa empang. Ikan yang dibudidayakan di empang bermacam-macam dengan ikan bandeng dan mujair menjadi ikan yang paling banyak dibudidayakan. Satu kolam empang dapat berisi sampai 3.000 ikan lebih dalam berbagai ukuran. Kebanyakan empang ini dibuka untuk umum dan banyak dikunjungi para pemancing harian. Para pemaning dapat dikenai biaya dalam 2 cara, biaya harian, atau biaya berdasarkan berat ikan yang ditangkap. Contohnya dapat dilihat pada papan petunjuk dalam foto di bawah ini.
Kebanyakan empang sudah memiliki pelanggannya sendiri-sendiri dan juga memiliki pasar tersendiri untuk memasok ikan. Jika anda ingin memancing di Kamal Muara, sebaiknya anda datang di pagi hari pada jam 6 atau 7 pagi lalu mulai memancing agar cuaca masih segar dan pemancing juga belum terlalu ramai. Saya merekomendasikan memancing di empang bagi anda yang senang memancing tetapi gampang mabuk laut. Memancing adalah aktivitas yang menyenangkan dan dapat mengurangi stress anda. Biaya yang dikeluarkan juga relatif murah. Untuk biaya harian, andadikenai biaya antara Rp 50.000 - Rp 100.000 dan untuk biaya per berat ikan anda akan dikenai antara Rp 15.000 - Rp 25.000 per kilogram ikan yang anda tangkap.
Di kawasan empang Kamal Muara, anda juga dapat menemukan instasali riset perikanan teluk. Jika anda tertarik dalam melakukan penelitian, anda dapat mengunjunginya dan mendapatkan informasi, khususnya mengenai perikanan teluk di daerah Kamal Muara. Instalasi riset ini mempelajari perikanan di laut di wilayah Teluk Jakarta dan juga perikanan di empang yang ada di daerah sekitarnya. Instalasi ini dibiayai oleh Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jika anda sedang mempertimbangkan untuk memiliki hobi baru, cobalah memancing. Jika anda gampang mabuk laut maka memancinglah di empang yang ada di daerah Kamal Muara. Anda tetap dapat merasakan suasana laut tanpa harus mabuk laut. Daerah Kamal Muara sangat mudah dijangkau dan terletak dekat bandara. Anda tinggal mengambil jalan tol ke arah bandara Soekarno-Hatta dan keluar di pintu keluar Kamal. Dari sana anda tinggal mengambil jalan ke arah Dadap dan mengambil jalan ke arah Kamal Muara saat anda menemui pertigaan. Saat ada melihat stadion Kamal Muara dan banyak empang di sekitar anda, anda sudah sampai
Oh iya, di dekat empang ada pasar ikan. Jadi jika setelah memancing seharian anda belum mendapatkan hasil, anda tinggal membeli ikan di pasar dan membawanya pulang sehingga anda akan selalu membawa sesuatu pulang :)
Istri saya berbaju putih di tengah bersama keponakannya
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang dan kami memiliki banyak kegiatan lain yang harus dilakukan. Jadi kami memutuskan untuk pulang. Kami akan mencoba mengunjungi hutan bakau di lain waktu, tentunya saat jalanannya tidak banjir dan saya akan menunjukkan kepada anda keanekaragaman hayati yang menakjubkan di sana. Untuk saat ini, saya hanya menunjukkan daerah empang kepada anda, bagaimana daerah ini menyokong pasokan ikan untuk konsumsi dan bagaimana anda bisa menjalani hobi baru anda sebagai pemancing di daerah pesisir, bahkan saat anda gampang mabuk laut.
Jadi, sampai jumpa lagi di perjalanan selanjutnya dan saya tunggu anda di daerah pesisir Jakarta.
Nikmati perjalanan anda!!!
Fauzan Erich Emmerling
follow me on twitter @femmerling